Pengalaman Komting: Cerita, Suka, Duka, Untung, dan Rugi
https://www.umm.ac.id/id/arsip-koran/ |
Dulu, ketika awal-awal kuliah, saya pernah ditunjuk dan terpilih menjadi komting kelas lewat pungutan suara (polling).
"Sudah pernah jadi ketua kelas di sekolah dulu, masa iya jadi komting lagi," gumam hati saya.
Awalnya, saya sudah bilang kalau saya tidak ingin menjadi komting. Masalahnya adalah dosen ini satu kampung dengan saya, beliau kenal dengan keluarga saya, karenanya 'lah dipaksa. Ribet, ya.
Baik 'lah, semoga saja saya kalah ketika polling berlangsung. Toh yang lain tampaknya lebih berkompeten, pasti saya kalah. Eh malah saya yang menang telak! Aduh! ๐
Untung dan Rugi Menjadi Komting
Kalau ditanya terkait soal suka dan dukanya menjadi komting, saya bingung bagaimana cara menjawabnya. Namun, kalau yang ditanyakan soal untung dan ruginya, insya Allah saya bisa menjawabnya.
1. Sering Dipanggil ke Akademik
Karena tugas utama seorang komting adalah "jembatan" antara mahasiswa di kelasnya dengan dosen, maka komting akan sering masuk ke akademik.
Sehari bisa 4 kali bolak-balik ke akademik. Capek.
Ada apa di akademik? Seluruh informasi dan tugas yang berkaitan dengan kelas kita. Contohnya: informasi dosen berhalangan, diminta tolong membawakan peralatan belajar dosen (misalnya: proyektor), foto-copy tugas ujian, dll.
Pokoknya, ini menjadi tanggung jawab utama komting.
2. Kenal Dekat dengan Banyak Dosen
Wah, ini yang paling gak mengenakkan karena komting dikenal oleh banyak dosen.
Syukur-syukur dikenal pintar dan rajin, pasti langsung dipuji-puji oleh banyak dosen. Lah kalau terkenal bandel, langsung dicap bandel oleh seluruh dosen -- meskipun dosen-dosennya belum kenal dengan komting tersebut. Ribet, pokoknya.
Komting jadi bahan gosip! Serius, cuy!
Dari sisi keuntungannya, banyak menangnya juga, kok! ๐ Karena komting sering mondar-mandir di lingkungan akademik, dikiranya juga aktif. Hal ini bisa positif ke nilai kita nantinya, bisa-bisa nilainya tinggi dan segala urusannya dipermudah ๐
3. Komting Sering Dianggap Biang Masalah
Soal ini juga melelahkan. Dianggap biang masalah hanya karena gagal menjaga ketentraman kelas.
Bayangkan, orang lain yang ribut tapi komting yang kena getahnya. Kalau ada mahasiswa sedang bermasalah, komting juga yang diintrograsi.
"Kamu lagi, kamu lagi... Ngapain kamu ke sini?!" Begini 'lah kalimat pertama yang dilontarkan ke saya setelah saya membuka pintu ruangan akademik ๐
4. Sering Disogok (Dikirim pulsa & Ditraktir)
Pernah suatu ketika, salah seorang teman saya berhalangan masuk kelas. Cuma titip absen. Ya, boleh-boleh saja. Ada imbalannya, gak? ๐ Gak berselang lama, saya dikirim pulsa wkwk.
Beberapa kali juga pernah ditraktir makan karena urusan absen. Haha!
Bisa dibilang, status komting ini bagian kecil dari "lahan basah" karena resiko dan dampaknya yang tergolong kecil.
Astaghfirullah jangan dicoba-coba, ya, teman-teman. Gak baik! ๐๐
Oh iya, kenapa absensi kelas dipegang oleh komting, bukannya sekretaris atau bendahara kelas yang memegang absensi? Ya, memang itu tugas komting. Setiap peran punya tugasnya masing-masing.
5. Harus Bisa Berkomunikasi (Vokal)
Komting itu harus vokal, dalam segala kegiatannya. Setidaknya, bisa berkomunikasi dengan sehat dan masuk akal. Jangan lemot, harus bisa cepat nangkap apa yang dibicarakan oleh orang lain.
Selain itu, komting juga dituntut harus bisa berjiwa sosial dan beradaptasi dengan mudah.
6. Harus Bersikap Netral, Tidak Membela
Salah satu kriteria komting terbaik versi saya adalah bisa berada di tengah-tengah, artinya tidak gampang bermusuhan dengan orang lain.
Sikapnya harus netral.
Mengapa? Karena segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas, harus diketahui dan dilakukan atas konfirmasi komting.
Insya Allah ini bisa perkara mudah, kok!
Pengertian dan Tugas Komting
Komting adalah komisaris tinggi. Komting punya banyak arti dan maksud, di antaranya:
- Koordinator mata kuliah
- Komandan tingkat
- Komisaris tingkat tinggi
Komting bertugas sebagai "jembatan" antara dosen dengan mahasiswa yang satu kelas dengan dirinya. Contohnya seperti memberi tugas.
Dosen akan memberikan tugas lewat komting, nantinya komting bertugas menyebarkan tugas tersebut ke mahasiswa lainnya yang ada di dalam kelasnya.
Begitu juga dengan informasi yang beredar. Semuanya diawali oleh komting, untuk diteruskan ke teman sekelasnya.
Perbedaan Ketua Kelas Sekolah dan Kuliah
Saya pernah merasakan keduanya, ketua kelas sewaktu jaman sekolah dulu dan komting pada saat kuliah dulu.
Bisa dibilang tidak ada bedanya.
Jika ketua kelas sekolah dibebankan mewakili kegiatan sekolah seperti wajib mengemban tugas sebagai komandan upacara, maka komting wajib mewakili kelas semisal ada pertemuan penting yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Perbedaan Komting dan BEM
Perbedaannya adalah kalau komting hanya sebatas mewakili kelasnya saja, maka BEM mewakili nama universitas yang bersangkutan. Tugas BEM di antaranya:
- Mengakomodir seluruh kepentingan mahasiswa di kampus;
- Mengontrol kebijakan lembaga kampus dan pemerintahan;
- Bertanggungjawab terhadap aktivitas dan/atau kegiatan yang ada di kampusnya.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa komting harus "tunduk" kepada BEM, berdasarkan fungsinya, ya!
Posting Komentar untuk "Pengalaman Komting: Cerita, Suka, Duka, Untung, dan Rugi"
Posting Komentar
Jika ingin berkomentar, silakan pilih salah satunya:
(1.) Akun Google, (2.) Anonim, atau (3.) Nama (URL). Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum dipublikasikan. Terima kasih! ๐