2+ Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami setelah Gempa Bumi
Setelah sempat menerangkan bagaimana caranya menghadapi gempa bumi, kali ini saya akan menjelaskan tips bagaimana caranya menghadapi tsunami akibat dari gempa bumi.
Setidaknya, ada beberapa faktor penyebab tsunami yang diketahui, di antaranya karena gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor, bom di tengah laut dan peristiwa lainnya.
Oh iya, postingan ini ditulis berdasarkan pengalaman dan cerita dari sahabat saya. Saya berasal dari Aceh, sebuah provinsi yang pernah dihantam gempa bumi dengan kekuatan 9,8 SR serta gelombang tsunami dengan tinggi setinggi pohon kelapa.
Setelah gempa, umumnya orang-orang akan melihat pantai secara dekat. Waspada apakah air laut akan naik atau tidak. Di sinilah momentum. Biarkan orang-orang mendekati pantai karena mereka penasaran, sobat tidak perlu tahu, cukup bersiap-siap untuk lari apabila ada teriakan air laut naik dari warga.
Apabila rumah sobat dekat dengan laut atau sedang berada di tepi laut, pastikan sobat berlari menjauhi tepi laut. Minimal, 2 km dari bibir pantai. Pergerakan tsunami begitu cepat, dari yang awalnya surut menjauh, secara tiba-tiba akan kembali ke tepi laut dengan kecepatan yang tinggi. Diketahui, kecepatannya 40km/jam hingga 60km/jam.
Sebenarnya ada opsi satu lagi, yakni naik ke gunung, akan tetapi sangat beresiko. Kalau ada pegunungan, saya sarankan untuk naik ke gunung. Setinggi mungkin yang bisa dicapai. Yang perlu dicatat, takutnya gunung longsor karena retakan bekas gempa atau hantaman dari air tsunami.
Sungai merupakan tempat yang baik bagi air tsunami untuk menuju daratan. Pastikan sobat menjauhi sungai apapun alasannya, entah itu sungai yang sudah mengering maupun sungai dangkal.
Biasanya, sungai terhubung dengan laut.
Dalam beberapa kasus, banyak warga yang berada di bibir pantai, berlari berhamburan naik ke gedung tinggi yang berada dekat di tepi laut untuk menyalamatkan diri.
Permasalahannya adalah gedung tersebut dekat dengan laut. Hal ini cukup berbahaya karena gedung bisa roboh akibat dari terjangan tsunami. Satu-satunya cara adalah menjauhi laut secepat mungkin.
Sebagaimana hukum fisika, air tidak akan melaju ke daratan yang lebih tinggi karena adanya "dinding" yang menahan gerakan air. Begitu juga dengan bukit atau gunung, keduanya bisa menahan pergerakan air yang sedang bergerak ke pemukiman. Dalam hal ini adalah tsunami.
Oleh karenanya, apabila ada informasi air laut naik, kawan-kawan bisa berlari menyelamatkan diri dengan cara naik ke bukit atau ke gunung. Pokoknya daratan yang lebih tinggi.
Disclaimer: Postingan ini hanyalah panduan belaka apabila sewaktu-waktu tsunami terjadi di wilayah kawan-kawan. Sebagai manusia yang memiliki akal, kita diwajibkan untuk berikhtiar (berusaha - menyelamatkan nyawa) terlebih dahulu.
Begitulah tips bagaimana caranya menghadapi tsunami akibat dari gempa bumi. Semoga artikel kali ini bermanfaat.
Setidaknya, ada beberapa faktor penyebab tsunami yang diketahui, di antaranya karena gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor, bom di tengah laut dan peristiwa lainnya.
Oh iya, postingan ini ditulis berdasarkan pengalaman dan cerita dari sahabat saya. Saya berasal dari Aceh, sebuah provinsi yang pernah dihantam gempa bumi dengan kekuatan 9,8 SR serta gelombang tsunami dengan tinggi setinggi pohon kelapa.
![]() |
CNN Indonesia |
Berlari Sejauh Mungkin dari Tepi Pantai (Laut)
Setelah gempa, umumnya orang-orang akan melihat pantai secara dekat. Waspada apakah air laut akan naik atau tidak. Di sinilah momentum. Biarkan orang-orang mendekati pantai karena mereka penasaran, sobat tidak perlu tahu, cukup bersiap-siap untuk lari apabila ada teriakan air laut naik dari warga.
Apabila rumah sobat dekat dengan laut atau sedang berada di tepi laut, pastikan sobat berlari menjauhi tepi laut. Minimal, 2 km dari bibir pantai. Pergerakan tsunami begitu cepat, dari yang awalnya surut menjauh, secara tiba-tiba akan kembali ke tepi laut dengan kecepatan yang tinggi. Diketahui, kecepatannya 40km/jam hingga 60km/jam.
Sebenarnya ada opsi satu lagi, yakni naik ke gunung, akan tetapi sangat beresiko. Kalau ada pegunungan, saya sarankan untuk naik ke gunung. Setinggi mungkin yang bisa dicapai. Yang perlu dicatat, takutnya gunung longsor karena retakan bekas gempa atau hantaman dari air tsunami.
Jauhi Sungai, Termasuk Sungai yang Mengering
Sungai merupakan tempat yang baik bagi air tsunami untuk menuju daratan. Pastikan sobat menjauhi sungai apapun alasannya, entah itu sungai yang sudah mengering maupun sungai dangkal.
Biasanya, sungai terhubung dengan laut.
Hindari Bangunan yang Dekat dengan Pantai
Dalam beberapa kasus, banyak warga yang berada di bibir pantai, berlari berhamburan naik ke gedung tinggi yang berada dekat di tepi laut untuk menyalamatkan diri.
Permasalahannya adalah gedung tersebut dekat dengan laut. Hal ini cukup berbahaya karena gedung bisa roboh akibat dari terjangan tsunami. Satu-satunya cara adalah menjauhi laut secepat mungkin.
Naik ke Daratan yang Lebih Tinggi
Sebagaimana hukum fisika, air tidak akan melaju ke daratan yang lebih tinggi karena adanya "dinding" yang menahan gerakan air. Begitu juga dengan bukit atau gunung, keduanya bisa menahan pergerakan air yang sedang bergerak ke pemukiman. Dalam hal ini adalah tsunami.
Oleh karenanya, apabila ada informasi air laut naik, kawan-kawan bisa berlari menyelamatkan diri dengan cara naik ke bukit atau ke gunung. Pokoknya daratan yang lebih tinggi.
Disclaimer: Postingan ini hanyalah panduan belaka apabila sewaktu-waktu tsunami terjadi di wilayah kawan-kawan. Sebagai manusia yang memiliki akal, kita diwajibkan untuk berikhtiar (berusaha - menyelamatkan nyawa) terlebih dahulu.
Begitulah tips bagaimana caranya menghadapi tsunami akibat dari gempa bumi. Semoga artikel kali ini bermanfaat.
Posting Komentar untuk "2+ Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami setelah Gempa Bumi"
Silakan berkomentar menggunakan akun Google, Anonim atau Nama (URL). No Spam, Please... Komentar spam tidak akan dipublikasikan 😊