(Persiapan) Cara Mengantisipasi Tsunami
Kali ini, saya akan menjelaskan bagaimana caranya menghindari atau mengantisipasi gelombang air laut yang naik karena gempa tektonik (patahan kerak bumi), yang disebut juga tsunami. Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman dan diskusi dari kisah orang-orang yang selamat dari tsunami 26 desember 2004.
Dalam peristiwa itu, saya selamat karena gelombang tsunami tidak mengarah ke pemukiman kampung saya, namun mengarah ke timur. Padahal, rumah saya dengan laut hanya berjarak kurang lebih 200 meter. Hanya saja, saat itu, air laut terlihat surut sejauh mata memandang. Dan ketika air lautnya kembali ke bibir pantai, airnya tidak begitu deras.
Postingan ini sifatnya menghindari atau mengantisipasi tsunami, bukan berusaha menyelamatkan diri ketika tsunami terjadi. Tiada daya dan upaya kecuali kehendak Allah kalau itu.
Berawal dari peristiwa tsunami 2004, saya mulai menyimpan dokumen penting di dalam satu map. Apapun berkas terbaru yang saya dapatkan dari luar, akan saya masukkan ke dalam map ini.
Andailah pada saat itu terjadi gempa dan ada teriakan tsunami dari warga sekitar, saya bisa langsung ambil dan membawa map ini untuk diselamatkan. Cukup dimasukkan ke dalam tas, langsung pergi.
Adapun beberapa dokumen yang saya bawa, yang saya anggap penting, di antaranya adalah:
Sobat yang rumahnya dekat dengan laut seperti saya, bisa mempraktekkan cara di atas.
Silakan tinjau kembali geografis rumah sobat, apakah ada rute tercepat yang mengarah ke gunung, atau akses tercepat yang nantinya sebagai jalan untuk lari dari tsunami.
Dalam keadaan panik, sobat sudah tahu harus pergi kemana. Tidak kalang kabut.
Yang terakhir, pastikan bensin motor sobat dalam keadaan penuh (Full Tank). Tidak terbayangkan bagaimana paniknya, sobat dikejar tsunami tapi bensin motor sudah hampir habis. Cukup beresiko.
Dengan bensin motor yang sudah terisi cukup sebelumnya, setidaknya sudah meringankan sedikit goncangan jiwa dari peristiwa tsunami yang sedang terjadi.
Pada akhirnya, kita tidak tahu kapan kita meninggal. Artikel di atas dimaksudkan sebagai bentuk ikhtiar (usaha) kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran untuk menyelamatkan diri.
Demikian bagaimana caranya menghindari atau mengantisipasi gelombang air laut yang naik karena gempa tektonik (patahan kerak bumi), yang disebut juga tsunami.
Dalam peristiwa itu, saya selamat karena gelombang tsunami tidak mengarah ke pemukiman kampung saya, namun mengarah ke timur. Padahal, rumah saya dengan laut hanya berjarak kurang lebih 200 meter. Hanya saja, saat itu, air laut terlihat surut sejauh mata memandang. Dan ketika air lautnya kembali ke bibir pantai, airnya tidak begitu deras.
![]() |
dw.com |
Simpan Dokumen Penting di Satu Map
Berawal dari peristiwa tsunami 2004, saya mulai menyimpan dokumen penting di dalam satu map. Apapun berkas terbaru yang saya dapatkan dari luar, akan saya masukkan ke dalam map ini.
Andailah pada saat itu terjadi gempa dan ada teriakan tsunami dari warga sekitar, saya bisa langsung ambil dan membawa map ini untuk diselamatkan. Cukup dimasukkan ke dalam tas, langsung pergi.
Adapun beberapa dokumen yang saya bawa, yang saya anggap penting, di antaranya adalah:
- BPKB motor
- Ijazah
- Sertifikat
- Fotokopi KK dan KTP
- Buku rekening Bank
Sobat yang rumahnya dekat dengan laut seperti saya, bisa mempraktekkan cara di atas.
Daerah yang Dituju sebagai Tempat Pelarian
Silakan tinjau kembali geografis rumah sobat, apakah ada rute tercepat yang mengarah ke gunung, atau akses tercepat yang nantinya sebagai jalan untuk lari dari tsunami.
Dalam keadaan panik, sobat sudah tahu harus pergi kemana. Tidak kalang kabut.
Bensin Motor dalam Keadaan Penuh
Yang terakhir, pastikan bensin motor sobat dalam keadaan penuh (Full Tank). Tidak terbayangkan bagaimana paniknya, sobat dikejar tsunami tapi bensin motor sudah hampir habis. Cukup beresiko.
Dengan bensin motor yang sudah terisi cukup sebelumnya, setidaknya sudah meringankan sedikit goncangan jiwa dari peristiwa tsunami yang sedang terjadi.
Akhirul Kalam
Pada akhirnya, kita tidak tahu kapan kita meninggal. Artikel di atas dimaksudkan sebagai bentuk ikhtiar (usaha) kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran untuk menyelamatkan diri.
Demikian bagaimana caranya menghindari atau mengantisipasi gelombang air laut yang naik karena gempa tektonik (patahan kerak bumi), yang disebut juga tsunami.
Posting Komentar untuk "(Persiapan) Cara Mengantisipasi Tsunami"
Silakan berkomentar menggunakan akun Google, Anonim atau Nama (URL). No Spam, Please... Komentar spam tidak akan dipublikasikan 😊