Pengalaman Menjadi Komting, Ketua Kelas Kuliah Jaman Dulu
Kali ini, izinkan saya berbagi rasanya, cerita dan/atau pengalaman menjadi komting (ketua kelas) kuliah pada jaman dulu. Nyatanya, pernah menjadi komting merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya.
Sebenarnya, saya tidak ingin menjadi komting, cuma, lantaran dipilih dan di-voting secara paksa serta kebetulan memenangkan voting, mau tidak mau saya harus menjadi komting.
Buat adik-adik SMA/SMK sederajat, mungkin belum tahu apa itu komting dan fungsinya, tugasnya serta perannya. Di sini, saya akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Komting adalah komisaris tinggi. Pengertian komting punya banyak arti dan maksud, di antaranya, koordinator mata kuliah atau komandan tingkat. Pokoknya, komting itu sama seperti ketua kelas waktu sekolah dulu. Fungsinya sebagai media jembatan antara mahasiswa dan dosen.
Komting berbeda dengan BEM, di mana BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa, fungsi dan tugasnya lebih banyak dari pada komting. BEM inilah yang membawa dan mewakili nama universitas yang bersangkutan. Beberapa tugas BEM ialah:
Jadi, itulah perbedaan komting dan BEM. Jika komting mewakili satu kelas saja, maka BEM yang akan mewakili semua mahasiswa yang ada di kampus tersebut. Baik, kita masuk ke pokok artikelnya.
Tidak pernah terpikirkan oleh saya menjadi seorang komting. Rasanya? Malas. Tapi, hari itu, mau tidak mau, saya harus menjadi komting lantaran sudah dipilih oleh teman-teman sekelas.
Menjadi komting itu ada enak dan tidak enaknya. Enaknya, bisa keluar kelas secara bebas karena arahan dosen tapi sempatin jajan di kantin 😁 Ya, karena sejak awal sering keluar masuk ke ruang akademik.
Tidak enaknya adalah sering dipanggil ke akademik. Bayangkan, saya yang lagi makan pada saat itu, harus menunda makan lantaran harus ke akademik dulu. Saya yang mengambil tugas, saya juga yang harus memfoto copy lembaran tugas, belum lagi mengumpulkan uang foto copy. Ditambah harus membagikan lembaran tugas tersebut.
Sisi enaknya, saya bisa berkenalan dengan banyak dosen. Ada untungnya di sini. Dosen akan berpikir kalau saya ini mahasiswa yang aktif, sering keluar masuk akademik, pasti nantinya akan berpengaruh ke nilai ujian. Nyatanya, iya.
Komting ini sering dianggap biang masalah karena gagal menjaga ketentraman kelas. Orang yang ribut, tapi komting yang kena getahnya. Kalau ada mahasiswa sekelas yang bermasalah, komting juga yang kena getahnya. Begitu seterusnya.
"kamu lagi, kamu lagi, tugas yang kemarin sudah siap?", kalimat pertama yang saya terima begitu masuk ke ruang akademik.
Faktanya adalah komting sering disogok. Makanan, uang, transportasi, traktiran, pulsa misalnya. Biasanya, sogok ini bisa terjadi karena ada teman sekelas yang izin libur karena sakit atau memang malas masuk kelas.
Mengapa harus komting? Karena yang pegang absensi adalah komting, bukan sekretaris atau bendahara. Mereka punya tugasnya masing-masing.
Komting itu harus vokal, harus bisa berkomunikasi, berjiwa sosial dan bisa beradaptasi dengan mudah. Komting ini jembatan antara siswa kelas dengan dosen. Yang paling sering terjadi itu di saat dosen memberi tugas. Dosen memberi tugas ke komting, lalu komting yang menyebarkan tugas tersebut ke mahasiswa.
Waktu itu, saya menggunakan WhatsApp sebagai sarana berbagi tugas. Bukan telegram.
Sebagai komting, saya juga harus menyimpan seluruh nomor telepon dosen. Akan ada masanya, saya kalang kabut menghubungi dosen untuk konfirmasi tugas dan jam mata kuliah.
Salah satu kriteria komting terbaik menurut saya itu, komting yang tidak bermusuhan dengan siapa pun. Komting itu punya peran penting. Segala sesuatu yang terjadi di kelas, harus diketahui dan dilakukan melalui komting.
Alhamdulillahnya, saya bisa berbaur dan baik dengan semua orang.
Tugas pokoknya adalah sebagai media jembatan antara mahasiswa dengan dosen. Kalau ada acara dan kebetulan komting berhalangan, akan selalu ada hokage bayangan yang siap menggantikan.
Suka dan duka sebagai komting, saya harus punya banyak pulsa. Beberapa teman terpaksa dihubungi melalui telepon pulsa karena kehabisan paket internet. Belum lagi dosen, dihubungi lewat WhatsApp, belum tentu diangkat. Itu pun kalau diberi nomor WhatsApp. Ada juga dosen yang enggan membagikan nomor WhatsApp-nya. Artinya, saya harus meneleponnya lewat telepon pulsa.
Untungnya, wali dosen mengerti akan hal ini. Setiap minggunya, saya mendapatkan jatah pulsa Rp10.000.- dari kas kelas 😁 Sedikit namun berarti 😁
Saran dari saya, ambil saja. Komting ini punya posisi yang strategis. Banyak menang dan untungnya. Jika perlu, daftarkan diri sebagai calon ketua BEM.
Demikian pengalaman saya menjadi komting (ketua kelas) pada jaman kuliah dulu karena keterpaksaan, bukan karena rasa keikhlasan mwehehe...
Sebenarnya, saya tidak ingin menjadi komting, cuma, lantaran dipilih dan di-voting secara paksa serta kebetulan memenangkan voting, mau tidak mau saya harus menjadi komting.
Pengertian Komting
Komting adalah komisaris tinggi. Pengertian komting punya banyak arti dan maksud, di antaranya, koordinator mata kuliah atau komandan tingkat. Pokoknya, komting itu sama seperti ketua kelas waktu sekolah dulu. Fungsinya sebagai media jembatan antara mahasiswa dan dosen.
Komting berbeda dengan BEM, di mana BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa, fungsi dan tugasnya lebih banyak dari pada komting. BEM inilah yang membawa dan mewakili nama universitas yang bersangkutan. Beberapa tugas BEM ialah:
- Mengakomodir seluruh kepentingan mahasiswa di kampus;
- Social Control atas kebijakan lembaga kampus dan pemerintahan;
- Bertanggungjawab terhadap aktivitas dan/atau kegiatan.
Jadi, itulah perbedaan komting dan BEM. Jika komting mewakili satu kelas saja, maka BEM yang akan mewakili semua mahasiswa yang ada di kampus tersebut. Baik, kita masuk ke pokok artikelnya.
Pengalaman Menjadi Komting, Ketua Kelas Kuliah Jaman Dulu
Voting Pemilihan Calon Komting
Tidak pernah terpikirkan oleh saya menjadi seorang komting. Rasanya? Malas. Tapi, hari itu, mau tidak mau, saya harus menjadi komting lantaran sudah dipilih oleh teman-teman sekelas.
Sering Dipanggil ke Akademik
Menjadi komting itu ada enak dan tidak enaknya. Enaknya, bisa keluar kelas secara bebas karena arahan dosen tapi sempatin jajan di kantin 😁 Ya, karena sejak awal sering keluar masuk ke ruang akademik.
Tidak enaknya adalah sering dipanggil ke akademik. Bayangkan, saya yang lagi makan pada saat itu, harus menunda makan lantaran harus ke akademik dulu. Saya yang mengambil tugas, saya juga yang harus memfoto copy lembaran tugas, belum lagi mengumpulkan uang foto copy. Ditambah harus membagikan lembaran tugas tersebut.
Kenal Dekat dengan Banyak Dosen
Sisi enaknya, saya bisa berkenalan dengan banyak dosen. Ada untungnya di sini. Dosen akan berpikir kalau saya ini mahasiswa yang aktif, sering keluar masuk akademik, pasti nantinya akan berpengaruh ke nilai ujian. Nyatanya, iya.
Komting Sering Dianggap Biang Masalah
Komting ini sering dianggap biang masalah karena gagal menjaga ketentraman kelas. Orang yang ribut, tapi komting yang kena getahnya. Kalau ada mahasiswa sekelas yang bermasalah, komting juga yang kena getahnya. Begitu seterusnya.
"kamu lagi, kamu lagi, tugas yang kemarin sudah siap?", kalimat pertama yang saya terima begitu masuk ke ruang akademik.
Komting Sering Disogok
Faktanya adalah komting sering disogok. Makanan, uang, transportasi, traktiran, pulsa misalnya. Biasanya, sogok ini bisa terjadi karena ada teman sekelas yang izin libur karena sakit atau memang malas masuk kelas.
Mengapa harus komting? Karena yang pegang absensi adalah komting, bukan sekretaris atau bendahara. Mereka punya tugasnya masing-masing.
Sering Berkomunikasi dengan Banyak Orang
Komting itu harus vokal, harus bisa berkomunikasi, berjiwa sosial dan bisa beradaptasi dengan mudah. Komting ini jembatan antara siswa kelas dengan dosen. Yang paling sering terjadi itu di saat dosen memberi tugas. Dosen memberi tugas ke komting, lalu komting yang menyebarkan tugas tersebut ke mahasiswa.
Waktu itu, saya menggunakan WhatsApp sebagai sarana berbagi tugas. Bukan telegram.
Sebagai komting, saya juga harus menyimpan seluruh nomor telepon dosen. Akan ada masanya, saya kalang kabut menghubungi dosen untuk konfirmasi tugas dan jam mata kuliah.
Komting Tidak Boleh Bermusuhan
Salah satu kriteria komting terbaik menurut saya itu, komting yang tidak bermusuhan dengan siapa pun. Komting itu punya peran penting. Segala sesuatu yang terjadi di kelas, harus diketahui dan dilakukan melalui komting.
Alhamdulillahnya, saya bisa berbaur dan baik dengan semua orang.
Tugas Pokok Seorang Komting di Kampus
Tugas pokoknya adalah sebagai media jembatan antara mahasiswa dengan dosen. Kalau ada acara dan kebetulan komting berhalangan, akan selalu ada hokage bayangan yang siap menggantikan.
Harus Punya Banyak Pulsa
Suka dan duka sebagai komting, saya harus punya banyak pulsa. Beberapa teman terpaksa dihubungi melalui telepon pulsa karena kehabisan paket internet. Belum lagi dosen, dihubungi lewat WhatsApp, belum tentu diangkat. Itu pun kalau diberi nomor WhatsApp. Ada juga dosen yang enggan membagikan nomor WhatsApp-nya. Artinya, saya harus meneleponnya lewat telepon pulsa.
Untungnya, wali dosen mengerti akan hal ini. Setiap minggunya, saya mendapatkan jatah pulsa Rp10.000.- dari kas kelas 😁 Sedikit namun berarti 😁
Ditawari Komting, Ambil atau Tidak?
Saran dari saya, ambil saja. Komting ini punya posisi yang strategis. Banyak menang dan untungnya. Jika perlu, daftarkan diri sebagai calon ketua BEM.
Satu lagi, komting punya tempat khusus di hati para wanita (syarat dan ketentuan berlaku) 🙏
Demikian pengalaman saya menjadi komting (ketua kelas) pada jaman kuliah dulu karena keterpaksaan, bukan karena rasa keikhlasan mwehehe...
Permisi bang, aku juga terpilih sebagai komting bang, abang kalau di kelas abang ada kating di dalam, gimana cara bersosialisasi dengan kating yang terkesan sok tua dan sok atasan bang?
BalasHapusHalo, Gabriel. Tidak apa-apa, dijalani saja. Jangan diladenin. Gabriel fokus saja dengan tugas Gabriel sebagai seorang komting. Kerjakan apa yang ditugaskan oleh dosen.
Hapus